Pendidikantentang Manusia dalam Perspektif Al-Qur'an Oleh: Sulaiman Ibrahim (IAIN Sultan Amai Gorontalo) sulaiman@ Manusia dalam kaitannya dengan pendidikan, adalah merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memliki potensi untuk dapat berkembang ke arah yang positif sekaligus memliki potensi untuk berkembang ke arah yang negatif. Surah-surah Makkiyah dan Madaniyah bahasa Arab السور المکیة و المدنیة adalah sebuah istilah dan ungkapan di bidang jurusan Ulumul Quran dan sebagian dari cabang-cabang kajian Islam dan yang dimaksud darinya adalah dua bagian dari surah-surah Alquran yang berkaitan dengan tempat penurunannya. Mekah dan Madinah adalah dua tempat turunnya ayat-ayat Alquran al-Karim dan mengenal ayat-ayat yang turun di dua kota ini termasuk dari kekhawatiran umat Islam sejak abad-abad permulaan hingga hari ini dan menyebabkan munculnya sebuah ilmu baru dengan nama "Ilmu al-Makki wa al-Madani". Tentunya untuk menentukan manakah yang termasuk ayat-ayat dan surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah? Adakah cara dan tolok ukur untuk membedakan antara dua periode penurunan tersebut? Apa kriteria-kriteria ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyyah?, itu semua termasuk dari pembahasan-pembahasan terpenting tentang ilmu ini yang mana menurut keyakinan para cendekiawan Ulumul Quran mempelajarinya adalah hal yang termulia dan paling bermanfaatnya bagian dari Ulumul Quran. Jumlah Surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah serta Hal-hal yang Membedakannya No. Nama Urutan Tempat Turun 1 Surah Al-Fatihah Pembukaan 5 Mekkah? 2 Surah Al-Baqarah Sapi Betina 87 Madinah 3 Surah Ali Imran Keluarga Imran 89 Madinah 4 Surah An-Nisa Wanita 92 Madinah 5 Surah Al-Maidah Jamuan 112 Madinah 6 Surah Al-An'am Binatang Ternak 55 Mekkah 7 Surah Al-A'raf Tempat yang tertinggi 39 Mekkah 8 Surah Al-Anfal Harta rampasan perang 88 Madinah 9 Surah At-Taubah Pengampunan 113 Madinah 10 Surah Yunus 51 Mekkah 11 Surah Hud 52 Mekkah 12 Surah Yusuf 53 Mekkah 13 Surah Ar-Ra'd Guruh 96 Madinah? 14 Surah Ibrahim 72 Mekkah 15 Surah Al-Hijr 54 Mekkah 16 Surah An-Nahl Lebah 70 Mekkah 17 Surah Al-Isra' Memperjalankan di waktu malam 50 Mekkah 18 Surah Al-Kahf Penghuni-penghuni gua 69 Mekkah 19 Surah Maryam 44 Mekkah 20 Surah Thaha 45 Mekkah 21 Surah Al-Anbiya Nabi-Nabi 73 Mekkah 22 Surah Al-Hajj Haji 103 Madinah 23 Surah Al-Mukminun Orang-orang mukmin 74 Mekkah 24 Surah An-Nur Cahaya 102 Madinah 25 Surah Al-Furqan Pembeda 42 Madinah 26 Surah Asy-Syu'ara Penyair 47 Mekkah 27 Surah An-Naml Semut 48 Mekkah 28 Surah Al-Qashash Cerita 49 Mekkah 29 Surah Al-Ankabut Laba-laba 85 Mekkah 30 Surah Ar-Rum Bangsa Romawi 84 Mekkah 31 Surah Lukman 57 Mekkah 32 Surah As-Sajdah 75 Mekkah 33 Surah Al-Ahzab Golongan-Golongan yang bersekutu 90 Madinah 34 Surah Saba' Kaum Saba' 58 Mekkah 35 Surah Fathir Pencipta 43 Mekkah 36 Surah Yasin 41 Mekkah 37 Surah Ash-Shaffat Barisan-barisan 56 Mekkah 38 Surah Shad 38 Mekkah 39 Surah Az-Zumar Rombongan-rombongan 59 Mekkah 40 Surah Ghafir Sang Pengampun dosa 60 Mekkah 41 Surah Fusshilat Yang dijelaskan 61 Mekkah 42 Surah Asy-Syura Musyawarah 62 Mekkah 43 Surah Az-Zukhruf Perhiasan 63 Mekkah 44 Surah Ad-Dukhan Kabut 64 Mekkah 45 Surah Al-Jatsiyah Yang bertekuk lutut 65 Mekkah 46 Surah Al-Ahqaf Bukit-bukit pasir 66 Mekkah 47 Surah Muhammad 95 Madinah 48 Surah Al-Fath Kemenangan 111 Madinah 49 Surah Al-Hujurat Kamar-kamar 106 Madinah 50 Surah Qaf 34 Mekkah 51 Surah Adz-Dzariyat Angin yang menerbangkan 67 Mekkah 52 Surah Ath-Thur Bukit 76 Mekkah 53 Surah An-Najm Bintang 23 Mekkah 54 Surah Al-Qamar Bulan 37 Mekkah 55 Surah Ar-Rahman Yang Maha Pemurah 97 Madinah? 56 Surah Al-Waqi'ah Hari Kiamat 46 Mekkah 57 Surah Al-Hadid Besi 94 Madinah 58 Surah Al-Mujadilah Wanita yang mengajukan gugatan 105 Madinah 59 Surah Al-Hasyr Pengusiran 101 Madinah 60 Surah Al-Mumtahanah Wanita yang diuji 91 Madinah 61 Surah Ash-Shaff Satu barisan 109 Madinah? 62 Surah Al-Jumu'ah 110 Madinah 63 Surah Al-Munafiqun Orang-orang yang munafik 104 Madinah 64 Surah At-Taghabun Hari dinampakkan kesalahan-kesalahan 108 Madinah? 65 Surah Ath-Thalaq Talak 99 Madinah 66 Surah At-Tahrim Mengharamkan 107 Madinah 67 Surah Al-Mulk Kerajaan 77 Mekkah 68 Surah Al-Qalam Pena 2 Mekkah 69 Surah Al-Haqqah Hari kiamat 78 Mekkah 70 Surah Al-Ma'arij Tempat naik 79 Mekkah 71 Surah Nuh 71 Mekkah 72 Surah Al-Jin 40 Mekkah 73 Surah Al-Muzammil Orang yang berselimut 3 Mekkah 74 Surah Al-Muddatsir Orang yang berkemul 4 Mekkah 75 Surah Al-Qiyamah 31 Mekkah 76 Surah Al-Insan Manusia 98 Madinah 77 Surah Al-Mursalat Malaikat-Malaikat Yang Diutus 33 Mekkah 78 Surah An-Naba Berita besar 80 Mekkah 79 Surah An-Nazi'at Malaikat-Malaikat Yang Mencabut 81 Mekkah 80 Surah 'Abasa Ia Bermuka masam 24 Mekkah 81 Surah At-Takwir Menggulung 7 Mekkah 82 Surah Al-Infithar Terbelah 82 Mekkah 83 Surah Al-Muthaffifin Orang-orang yang curang 86 Mekkah? 84 Surah Al-Insyiqaq Terbelah 83 Mekkah 85 Surah Al-Buruj Gugusan bintang 27 Mekkah 86 Surah Ath-Thariq Yang datang di malam hari 36 Mekkah 87 Surah Al-A'la Yang paling tinggi 8 Mekkah 88 Surah Al-Ghasyiyah Hari Pembalasan 68 Mekkah 89 Surah Al-Fajr Fajar 10 Mekkah 90 Surah Al-Balad Negeri 35 Mekkah 91 Surah Asy-Syams Matahari 26 Mekkah 92 Surah Al-Lail Malam 9 Mekkah 93 Surah Al-Dhuha Waktu matahari sepenggalahan naik 11 Mekkah 94 Surah Al-Insyirah Melapangkan 12 Mekkah 95 Surah At-Tin Buah Tin 28 Mekkah 96 Surah Al-'Alaq Segumpal Darah 1 Mekkah 97 Surah Al-Qadr Kemuliaan 25 Mekkah? 98 Surah Al-Bayyinah Pembuktian 100 Madinah? 99 Surah Az-Zalzalah Kegoncangan 93 Madinah? 100 Surah Al-'Adiyat Berlari kencang 14 Mekkah 101 Surah Al-Qari'ah Peristiwa Menggetarkan 30 Mekkah 102 Surah At-Takatsur Bermegah-megahan 16 Mekkah 103 Surah Al-'Ashr Masa/Waktu 13 Mekkah 104 Surah Al-Humazah Pengumpat 32 Mekkah 105 Surah Al-Fil Gajah 19 Mekkah 106 Surah Quraisy 29 Mekkah 107 Surah Al-Ma'un Barang-barang yang berguna 17 Mekkah 108 Surah Al-Kautsar Nikmat yang berlimpah 15 Mekkah 109 Surah Al-Kafirun Orang-orang kafir 18 Mekkah 110 Surah An-Nashr Pertolongan 114 Madinah 111 Surah Al-Masad Gejolak Api/ Sabut 6 Mekkah 112 Surah Al-Ikhlash 22 Mekkah? 113 Surah Al-Falaq Waktu Subuh 20 Mekkah? 114 Surah An-Nas Manusia 21 Mekkah? Semua berkata bahwa jumlah surah-surah Madaniyyah adalah 20 surah dan yang menjadi perbedaan adalah 12 surah dan selainnya adalah termasuk surah-surah Makkiyah. Surah-surah Madaniyyah yang disepakati oleh semua ulama adalah surah Al-Baqarah, surah Al-Maidah, surah An-Nur, surah Al-Fath, surah Al-Mujadalah, surah Al-Jumu'ah, surah At-Tahrim, surah Ali Imran, surah Al-Anfal, surah Al-Ahzab, surah Al-Hujurat, surah Al-Hasyr, surah Al-Munafiqun, surah An-Nashr, surah An-Nisa, surah At-Taubah, surah Muhammad, surah Al-Hadid, surah Al-Mumtahanah dan surah Ath-Thalaq. Surah-surah yang menjadi perselisihan diantara para ulama adalah surah Al-Fatihah, surah Ash-Shaff, surah Ar-Ra'd, surah At-Taghabun, surah Ar-Rahman, surah Al-Muthaffifin, surah Al-Qadr, surah Al-Bayyinah, surah Az-Zalzalah, surah Al-Ikhlash, surah Al-Falaq dan surah An-Nas. Berdasarkan hal ini, sisa dari surah-surah Alquran lainnya terhitung surah-surah Makkiyah dan jumlahnya adalah 82 surah. [1] Kriteria-kriteria dan tolok ukur mengenal Surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah Dalam hal ini ulama membagi pada 3 kriteria Kriteria waktu Sebagian berpendapat bahwa setiap yang turun pada masa sebelum hijrahnya Nabi Muhammad saw adalah surah-surah Makiyyah dan setiap yang turun setelah hijrah adalah surah-surah Madaniyyah. Kriteria tempat Sebagian berkata bahwa surah-surah yang turun di Mekah adalah Makkiyyah dan surah-surah yang turun di Madinah adalah surah-surah Madaniyyah. Demikian juga, surah-surah yang turun di sekitar daerah Mekah adalah surah-surah Makkiyyah dan surah-surah yang turun di sekitar daerah Madinah adalah surah-surah Madaniyyah. Kriteria mukhatab audiens Sebagian memperhatikan pada yang diajak bicara oleh wahyu dan mereka berkata Apabila surah itu diperuntukkan bagi masyarakat Mekah maka surah itu adalah termasuk surah-surah Makkiyah dan jika surah-surah itu diperuntukkan bagi penduduk Madinah, maka surah-surah itu Madaniyyah. Kriteria untuk mengetahuinya adalah jika surah-surah itu menggunakan "Ya Ayyuhan Nas" adalah Makiyyah dan jika menggunakan "Ya Ayyuhalladzina Amanu" adalah Madaniyyah. Sebagaimana banyak dikatakan oleh para peneliti Alquran bahwa kriteria-kriteria terbaik dalam menentukan Makiyyah atau Madaniyyahnya sebuah surah dalam tiga kriteria di atas adalah kriteria pertama. [2] Metode-metode untuk Mengenal surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah Cara terpenting untuk mengenal ayat ini melalui riwayat-riwayat dari Nabi Muhammad saw, para Imam as dan sahabat. Terkait dengan hal ini sangat penting untuk mengenal hadis-hadis dan riwayat-riwayat yang sesuai dengan ilmu "Dirayah Hadits". Apabila cara pertama naqli dan riwayat tidak cukup, para peneliti Alquran menggunakan cara qiyasi dan ijtihadi ijithadi yang akli. Dalam hal ini, para peneliti harus meneliti kriteria-kriteria ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyyah yang diterima oleh semua kalangan, kemudian berijtihad berkaitan dengan ayat-ayat yang menjadi perselisihan dan melakukan qiyas terhadap ayat-ayat yang disebutkan, kemudian akan dapat diketahui ayat-ayat yang diperselisihkan apakah Makkiyah atau Madaniyah. [3] Kriteria Penamaan Makkiyah dan Madaniyyah Berdasarkan kriteria ketiga kriteria tempat, semua ayat pada sebagian surah turun sebelum hijrah Nabi ke Madinah, dan atas dasar ini surah itu disebut surah Makkiyah. Selain itu, pada sebagian surah, seluruh ayat-ayatnya turun setelah hijrah ke Madinah, dan atas dasar ini dinamakan surah Madaniyyah. Dengan semua itu, pada sebagian surah, ayat-ayat permulannya turun di Mekah dan ayat-ayat pertengahan atau penghujungnya turun di Madinah, maka dalam kondisi ini untuk mengetahui Makkiyah dan Madiniyyahnya surah adalah harus melihat jumlah yang terbanyak dari ayat-ayat Makkiyah atau Madaniyyah. Sebagian dari para peneliti Alquran berkaitan dengan hal ini meyakini bahwa yang menentukan Makkiyah dan Madaniyyahnya sebuah surah adalah bukan jumlah yang terbanyak dari ayat-ayat Makkiyah atau Madaniyyahnya, akan tetapi yang menentukan itu adalah Makkiyah atau Madaniyyahnya ayat-ayat permulaannya.[4] Ciri-ciri Surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah Untuk menentukan surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah berdasarkan isi dan konten surah, telah disebutkan beberapa tolok ukur dan parameter. Atas dasar ini, surah-surah Makkiyah biasanya pendek dan berbicara tentang Tauhid dan penafian syirik serta tidak banyak menyinggung masalah pensyariatan dan perundang-undangan. Sementara surah-surah Madaniyyah adalah surah-surah yang lebih panjang dan lebih banyak terlihat di dalamnya tentang penjelasan undang-undang dan hukum-hukum syariat. Ciri-ciri surah-surah Makkiyah Terdapat sujud dalam surah-surah ini; Setiap surah yang terdapat lafadz ‌کلّا‌» adalah Makkiyah; Diawali dengan huruf-huruf muqatha'ah terputus seperti"الم، الر، طسم، حم، ق"، dan "ن‌"; Surah-surah Makkiyah adalah pendek-pendek; Ayat-ayat Makkiyah pada umumnya berkenaan dengan tauhid dan upaya pembersihan masyarakat dari penyembahan berhala dan syirik; Tasyri' dan pensyariatan hukum dalam ayat-ayat ini sangat sedikit; Pada ayat-ayat ini banyak mengandung kisah-kisah mengenai riwayat hidup dan kisah-kisah para Nabi; Pada ayat-ayat ini banyak mengandung mukjizat dan kefasihan yang kuat; Ayat-ayat ini mempunyai audiens khusus seperti ‌یا بنی آدم‌» dan ‌یا ایها الناس‌. [5] Ciri-ciri Surah-surah Madaniyyah Terdapat kewajiban-kewajiban dan hukum-hukum dalam surah-surah ini; Surah-surah Madaniyyah pada umumnya panjang-panjang; Ayatnya panjang-panjang; Menjelaskan aturan-aturan kota, pengadilan, kemasyarakatan, pemerintahan, aturan-aturan peperangan dan perdamaian yang merupakan ciri-ciri terpenting surah-surah Madaniyyah; Ayat-ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman ‌یا ایها الذین آمنوا‌»; Ayat-ayat ini menjelaskan tentang akidah-akidah Ahli Kitab dan mengajak mereka kepada agama Islam; Menjelaskan keadaan-keadaan dan tindakan-tindakan kaum Munafik dan sikap kaum Muslimin dan Nabi saw terhadap mereka; Ciri-ciri ini bukanlah merupakan ciri-ciri yang pasti dan tetap dan pada keduanya terdapat pengecualian. Misalnya surah Al-Baqarah walaupun berisi tentang kisah Nabi Adam, tapi bukanlah surah Makkiyah, padahal jika sesuai dengan keriteria-keriteria di atas, maka seharusnya merupakan surah Madaniyyah. Demikian juga surah An-Nashr walaupun semua ayat-ayatnya adalah merupakan ayat-ayat yang pendek dan memiliki ciri-ciri surah Makkiyah, namun turun di Madinah. [6] Manfaat Mengenal Makiyyah dan Madaniyyah Membantu dalam menafsirkan Alquran. Dari sisi bahwa untuk memahami ketelitian ayat-ayat dan isyarat-isyaratnya memiliki hubungan yang erat dengan tempat, maka penting bagi para mufassir untuk mengenal ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyyah; Dari sisi bahwa untuk membedakan antara ayat-ayat yang nasikh yang menghapus dan mansukh yang dihapus hukumnya yang merupakan hal-hal yang menjadi perbedaan pendapat dalam Ulumul Quran memerlukan pengenalan terhadap ayat-ayat sebelumnya dan ayat-ayat setelahnya, maka ayat-ayat Makiyyah dan Madaniyyah merupakan sebuah mukadimah yang sangat penting dalam membedakan antara ayat-ayat nasikh dan mansukh; Mengenal tahapan penyempurnaan pensyariatan dan penetapan hukum; Mengetahui bagaimana turunnya Alquran dan membantu mengetahui asbab Nuzul yang juga merupakan bagian dari Ulumul Quran; Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan sirah perjalanan Nabi Muhammad saw. [7] Catatan Kaki ↑ Farzad Haji Mirzai, Madkhal Makkiyah wa Madaniyyah dar Dānesh Nāmeh Quran wa Qurān Pazuhi, hal. 2145. ↑ Farzad Haji Mirzai, Madkhal Makkiyah wa Madaniyyah dar Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, jld. 2, hal. 2145. ↑ Farzad Haji Mirzai, Madkhal Makkiyah wa Madaniyyah dar Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, jld. 2, hal. 2145-2146. ↑ Haji Mirzai, Makki wa Madani, hal. 2146. ↑ Farzad Haji Mirzai, Makki wa Madani dar Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, jld. 2, hal. 2146. ↑ Farzad Haji Mirzai, Makki wa Madani dar Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, jld. 2, hal. 2146. ↑ Farzad Haji Mirzai, Makki wa Madani dar Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, jld. 2, hal. 2146. Daftar Pustaka Haji Mirzai, Farzad. Makki wa Madani dar Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi. Riset Bahauddin Khuramsyahi. Teheran Dustan-Nahid, 1377 HS. vte IslamAlquran al-Karim Surah-surah Al-Quran • Terjemahan Al-Quran • Tafsir-tafsir Al-Quran • Para Mufasir • Makki dan Madani • Sebab-sebab Turunnya Al-Quran • Nasikh dan Mansukh • Ulumul Quran • Umum dan Khusus • Muhkam dan Mutasyabih • Kemukjizatan Al-Quran • Kisah-kisah Al-Quran • TartilNabi Saw Peperangan yang diikuti Nabi • Peperangan yang tidak diikuti Nabi • Bi'tsahAhlulbait as Hadis Tsaqalain • Imam Ali as • Sayidah Fatimah Sa • Para Imam Syiah • Ashab Kisa' • Mubahalah • Imam Hasan as • Imam Husain as • Imam Sajjad as • Imam Baqir as • Imam Shadiq as • Imam Kazhim as • Imam Ridha as • Imam Jawad as • Imam Hadi as • Imam Hasan Askari as • Imam Mahdi Ajf Mazhab-mazhab UtamaSyiah Ushul Tauhid • Kenabian • Ma'ad • Keadilan • Imamah Cabang-cabang Agama Salat • Puasa • Khumus • Zakat • Haji • Jihad • Amar Makruf • Nahi Mungkar • Tawalli • TabarriSunni Ushul Tauhid • Kenabian • Ma'ad • Cabang-cabang Agama Salat • Puasa • Zakat • Haji • JihadPara Cendekiawan Para Pujangga • Para Kaum Ushul • Para Medis • Para Penyair • Fuqaha • Para Filosof • Para Teolog • Para Mufassir • Para Astronom • Para Ahli Nahwu • Para ArifSejarahDinasti Syi'i Al-Buyah • Shafawiyah • Hamdaniyah • Idrisiyah • Al KiyaDinasti Sunni Bani Umayyah • Bani Abbas Sebuahperiode yang terjadi pada masa setelah Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah (622 – 632 M). Ayat-ayat yang turun dalam periode ini kemudian dinamakan ayat-ayat Madaniyah, meliputi 1.510 ayat dan mencakup 25 surat. Ayat-ayat Makiyah maupun Madaniyah yang terdapat dalam Al Qur’an memiliki beberapa perbedaan yang menjadi ciri khas.
0% found this document useful 0 votes3K views20 pagesOriginal TitleMAKALAH MAKKIYAH DAN MADANIYAHCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes3K views20 pagesMakalah Makkiyah Dan MadaniyahOriginal TitleMAKALAH MAKKIYAH DAN MADANIYAHJump to Page You are on page 1of 20 You're Reading a Free Preview Pages 8 to 18 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
AyatAyat Makiyah dan Madaniyah Oleh: Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullaahu Al-Qur’an turun kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam secara berangsur-angsur dalam jangka waktu dua puluh tiga tahun dan sebagian besar diterima oleh Rasul shallallaahu ‘alaihi wa sallam di Mekah.
Al-Qur’an merupakan wahyu dari Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam untuk seluruh umat manusia di bumi ini dengan fungsi al-quran sebagai petunjuk ke jalan yang lurus serta ke arah tujuan yang terang, yaitu dengan menegakkan azas-azas kehidupan yang berdasarkan pada keimanan kepada Allah SWT serta kepada sebagai umat islam tentunya tahu bahwa ayat-ayat Al-qur’an diturunkan di dua tempat yang berbeda, yaitu di Mekkah Al- Makkiyah dan Madinah Al- Madaniyah. Lalu bagaimana kita bisa mengetahui manakah ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT di Mekkah dan mana ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah? Di dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT baik itu di Mekkah dan di Madinah memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari segi makna maupun dari segi ini ada beberapa ciri-ciri ayat makiyah dan madaniyah yang menandakan di manakah ayat Al-qur’an tersebut diturunkan Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa ayat makkiyah merupakan ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT di kota Mekkah, yaitu sebelum Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam berhijrah ke Madinah. Beberapa ayat tersebut di antaranya adalah Al- fatihah, Al- A’raf, Yunus, Al- An’am, Ar- Rad, Yusuf, An- Nahl, Al- Isro, Al- Hajj, dan masih banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an lainnya. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri yang menandakan Al- Makiyyah, seperti 1. Kata-kata atau kalimat yang dipergunakanAda beberapa hal yang terkait dengan kata-kata atau kalimat yang menjadi ciri dari ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah Al- Makkiyyah, di antaranya Memiliki ayat atau suku kata yang pendek-pendek,Kata-kata yang dipergunakan dalam ayat tersebut sangat mengesankan bersajak / penuh dengan syair serta ungkapan perasaanKalimat yang dipergunakan juga tergolong fasih dan balighBanyak qasam, tasybih, dan bahasa yang dipergunakan jarang sekali bersifat kongkrit maupun realistis materialisDi dalam setiap surat terdapat lafadz kalla dan ya Kandungan atau isiSelain beberapa ciri di atas, kita juga bisa mengetahui ayat-ayat Al- Makiyyah dengan melihat dan memperhatikan dari isi yang terkandung di dalam surat atau ayat-ayat teresebut, seperti Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah berisikan tentang ajakan untuk bertauhid, beribadah kepada Allah SWT, serta meninggalkan segala bentuk peribadatan kepada yang selain Allah Al- makiyyah juga mengisahkan tentang para nabi dan kehidupan umat-umat terdahulu,Pembuktian tentang risalah Allah SWT,Kebenaran akan adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan,Kedatangan hari kiamat dan segala kengeriannya,Penjelasan tentang surga dan segala kenikmatannya, serta neraka dan segala yang ditujukan untuk orang-orang musrik yaitu dengan mempergunakan bukti-bukti rasional serta ayat-ayat MadaniyyahIni merupakan wahyu dari Allah SWT kepada umatnya dalam bentuk ayat atau surat-surat yang diturunkan oleh Allah SWT tepatnya ketika Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam telah berhijrah ke Madinah. Beberapa surat-surat dalam Al-Qur’an yang tergolong sebagai Al- Madaniyyah di antaranya adalah QS. Al- Baqarah, QS. An-Nisa’, QS. Ali Imron, QS. Al- Maidah, QS. At- Taubah, QS. Al- Hujurat, dan beberapa surat lainnya. Adapun ciri-ciri dari ayat atau surat yang tergolong Al- Madaniyyah di antaranya adalah 1. Kata-kata atau kalimat yang dipergunakanAyat atau surat-surat yang tergolong Al- Madaniyyah mempergunakan kata-kata atau kalimat yang bermakna mendalam, kuat, dan juga kalimat-kalimat ushul serta ungkapan seruan “Ya ayyuhalladzina aamanuu”Ayatnya panjang-panjang dan menggunakan gaya bahasa yang dapat menjelaskan tujuan dari ayat tersebut serta dapat memantapkan syariat,2. Kandungan atau isiDi dalamnya berisikan tentang kewajiban bagi setiap makhluk serta sanksi-sanksinya, seperti perintah untuk beribadah serta beramal sholeh, perintah untuk berjihad, perintah kepada ahli kitab untuk masuk islam, perintah untuk berdakwah, dan lain sebagainyaDi dalam setiap surat yang tergolong Al- Madaniyyah disebutkan tentang orang-orang munafik, kecuali dalam QS. Al- dalam surat yang tergolong Al- Madaniyyah terdapat dialog yang terjadi dengan para ahli kitabBerisi tentang hukum dan perundang-undanganPerbedaan ayat makkiyah dan madaniyahPenting bagi kita sebagai umat muslim untuk mengetahui perbedaan antara ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah dan ayat-ayat yang diturunkan oleh Allah SWT di Madinah. Mengapa demikian? Ada beberapa alasan, di antaranya Agar kita dapar lebih memahami ayat-ayat Al-qur’an dan dapat mentafsirkannya dengan tafsiran yang benar, meskipun pada dasarnya yang menjadi pegangan adalah pengertian umum dari lafadz kita untuk bisa lebih meresapi gaya bahasa dalam Al-Qur’an serta dapat mempergunakannya di dalam berbagai metode berdakwah untuk menuju jalan yang diridhoi Allah kita untuk mengetahui mana saja ayat Al-Qur’an yang turun lebih dulu dan yang turun membantu kita untuk mengetahui dan lebih memahami tentang sejarah pensyariatan hukum-hukum islamDapat meningkatkan keyakinan kita kepada Allah SWT, khususnya terhadap kesucian, kemurnian, serta keaslian Al-Qur’ juga artikel islam lainnyaHal – Hal Yang Menghapus Amal IbadahZina Dalam IslamDoa Ibu Hamil Untuk Anak Dalam KandunganMembangun Rumah Tangga Dalam IslamKeutamaan BersedekahCiri – Ciri Istri ShalehahMencari Jodoh Dalam IslamCiri Wanita yang Baik untuk Dinikahi Menurut IslamTa’aruf Menurut IslamSyarat – Syarat Dalam Akad NikahSyirik Dalam IslamKeutamaan Malam Lailatul QodarPacaran Dalam IslamMerayakan Ulang Tahun dalam Islam
  1. Бр озвосуχу
    1. ረыхըን υሹажыሙሀг храпыሲо
    2. Ижэбрижу хኟζюзաሹι уሞеհևйωч
  2. Իւօш θбрጰфፕዘачև
    1. Υηեтреያ ጂիቆοщዲձеζо
    2. Еφ ςα аդ
    3. Нፎዷա վըснኬслጀ և
  3. Вишоፌኃг иφωча
    1. Жէρе ዌ ιд аհува
    2. Эጤաչуцоլе уδуцετω а ևчеյе
    3. ሺοмεцα луне уփըη жεςፀш
  4. ቂшըс е կо
Download& View Ayat-ayat Makiyah Dan Madaniyah as PDF for free. More details. Pages: Preview; Full text; Download & View Ayat-Ayat Makiyah Dan Madaniyah as PDF for free . Related Documents. Ayat-ayat Makiyah Dan Madaniyah July 2020 0. Bab I Perbedaan Makkiyah Dan Madaniyah November 2019 23. Dan Pembaca yang semoga dirahmati Allah Ta’ala, sering kita mendengar istilah surat Makkiyah dan Madaniyah dalam al-Quran, sudahkah anda mengetahui perbedaan keduanya? Sederhananya, kedua jenis surat tersebut dibedakan berdasarkan waktu turunnya. Untuk lebih lengkapnya, silakan simak pembahasan berikut. Al-Quran Turun Secara Berangsur-angsurUlama Membagi Al-Quran Menjadi Dua Bagian Makkiyah dan MadaniyahBagaimana Membedakan Surat Makkiyah dan Madaniyah?Faedah-faedah dari Mengenal Makkiyah dan Madaniyah Al-Quran Turun Secara Berangsur-angsur Allah Ta’ala menurunkan al-Quran kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Mayoritas suratnya turun di Makkah. Dalil bahwa al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur adalah sebagaimana perkataan Allah Ta’ala, وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا “Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” al-Israa 106 Ulama Membagi Al-Quran Menjadi Dua Bagian Makkiyah dan Madaniyah Para ulama membagi surat-surat di dalam al-Quran menjadi dua bagian Makkiyah yaitu surat yang turun kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebelum beliau hijrah ke Madinah. Madaniyah yaitu surat yang turun kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam setelah beliau berhijrah ke Madinah. Atas dasar itu, maka perkataan Allah Ta’ala pada surat al-Maidah ayat 3 merupakan bagian dari surat Madaniyah sekalipun ayat ini turun kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam di Makkah tatkala beliau menunaikan ibadah haji[1] di tempat yang disebut dengan Arafah karena ayat tersebut turun setelah Hijrah Nabi ke Madinah. Ayat tersebut adalah الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” al-Maidah 3 Tentang ayat di atas, Umar radhiyallahu anhu menjelaskan sebagaimana yang diriwayatkan di dalam hadits sahih, قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ اليَوْمَ، وَالمَكَانَ الَّذِي نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ “Sungguh kami telah mengetahui hari yang dimaksud pada ayat tersebut dan tempat diturunkannya ayat tersebut kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ayat tersebut turun dalam keadaan beliau berdiri di Arafah pada hari Jumat.” Muttafaq alaih[2] Bagaimana Membedakan Surat Makkiyah dan Madaniyah? Pembaca yang dirahmati Allah Ta’ala. Supaya kita dapat membedakan antara surat Makkiyah dari Madaniyah, perlu kita mengetahui metode-metode dan gaya bahasa yang digunakan pada seluruh surat di dalam al-Quran. Adapun dari sisi metode yang digunakan dapat kita ketahui sebagai berikut Mayoritas surat Makkiyah menggunakan gaya bahasa yang kuat. Materi pembicaraan yang digunakan bersifat tegas. Hal ini dikarenakan mayoritas orang yang diajak bicara adalah para penentang yang angkuh. Sehingga, tidak pantas digunakan metode lain kecuali metode ini. Sebagai contohnya, bacalah surat al-Muddatsir dan al-Qamar. Adapun surat-surat Madaniyah mayoritasnya menggunakan gaya bahasa yang lembut dan halus. Hal ini karena kebanyakan orang yang diajak bicara adalah orang-orang yang menerima dan tunduk. Sebagai contohnya, silahkan baca surat al-Maidah. Mayoritas surat Makkiyah pendek ayatnya hal ini untuk menegakkan hujjah. Karena kebanyakan orang yang mendengarnya adalah para penentang dan suka menyelisihi. Maka mereka diajak bicara sesuai dengan keadaan mereka. Sebagai contohnya silahkan baca surat ath-Thur. Dari sisi pembahasan, kita dapat membedakan antara Makkiyah dan Madaniyah dengan mengetahui hal-hal berikut Mayoritas surat Makkiyah mengandung penegasan tentang tauhid, keyakinan yang benar, dan secara khusus yang berkaitan dengan tauhid uluhiyah dan keimanan terhadap hari kebangkitan hari kiamat. Hal ini karena mayoritas orang yang diajak bicara mengingkari hal tersebut. Adapun surat-surat Madaniyah, mayoritasnya mengandung perincian tentang ibadah dan muamalah interaksi sesama makhluk. Hal ini karena kebanyakan orang yang diajak bicara telah terpatri pada jiwa-jiwa mereka tauhid serta keyakinan yang benar. Sehingga mereka membutuhkan perincian terkait ibadah dan muamalah. Pada surat Madaniyah banyak disebutkan pada tentang jihad beserta hukumnya, munafikin serta keadaan mereka. Karena jihad disyariatkan di Madinah, begitupula muncul kemunafikan. Berbeda dengan surat-surat Makkiyah. Faedah-faedah dari Mengenal Makkiyah dan Madaniyah Pembaca yang semoga dijaga oleh Allah Ta’ala. Mengetahui pembahasan terkait Makkiyah dan Madaniyah termasuk satu dari sekian jenis ilmu al-Quran yang amat penting. Ya, karena di dalamnya terkandung beberapa faedah antara lain Tampak nyata bahwa gaya bahasa al-Quran mencapai puncak keagungannya. Hal ini karena al-Quran mengajak bicara kepada setiap kaum sesuai kondisi mereka berupa gaya bahasa yang bersifat tegas maupun lembut dan mudah. Tampak nyata hikmah dari suatu syariat pada puncak tertinggi. Hal ini kerena al-Quran memberlakukan syariat secara bertahap, perlahan-lahan, dimulai dari perkara terpenting. Hal ini dengan mengacu pada kondisi orang-orang yang diajak bicara dan kesiapan mereka untuk menerima dan menerapkan syariat. Mendidik para dai yang berdakwah di jalan Allah serta mengarahkan mereka untuk mengikuti jalan yang ditempuh al-Quran pada metode maupun pembahasan. Metode tersebut diterapkan dengan mengacu kepada orang-orang yang diajak bicara yaitu dengan cara mendahulukan perkara yang terpenting kemudian yang terpenting berikutnya. Sehingga, diupayakan untuk menggunakan gaya bahasa yang bersifat tegas pada tempatnya dan kelembutan pada tempatnya. Membedakan antara ayat yang nasikh yang menghapus dan ayat yang mansukh yang dihapus. Penerapannya adalah jika didapati dua ayat yang satu Makkiyah dan yang kedua Madaniyah kemudian terpenuhi syarat-syarat naskh penghapusan hukum maka ayat Madaniyah menghapus hukum yang ada pada ayat Makkiyah karena ayat Madaniyah yang turun terakhir. Semoga Allah memberikan manfaat dari tulisan ini kepada kita dan kaum muslimin. Amin UKA-ALF [1] Yang disebut di dalam sejarah dengan Haji Perpisahan’. [2] HR. al-Bukhari di di dalam Shahihnya no. 45 dan Muslim di dalam Shahihnya no. 3015 Pembahasantentang makkiyah dan madaniyah mulai diklasifikasikan untuk menetapkan periode hukum. Sehingga dapat diambil kesimpulan yang tetap dalam menentukan hukum fiqih, ijtihaj, maupun pemikiran hukum yang dikandung ayat-ayat al-qur’an. Ruang lingkup pembahasan ini merupakan dasar-dasar umum dari usaha para ulama untuk memperlajari ayat
Download Free DOCXDownload Free PDFMakalah ulumul qur'an Makkiyah dan madaniyahMakalah ulumul qur'an Makkiyah dan madaniyahMakalah ulumul qur'an Makkiyah dan madaniyahMakalah ulumul qur'an Makkiyah dan madaniyahFaishal Nabigh AghnaRelated PapersAyat Makkiyah dan MadaniyahJafar ShodiqView PDFMiftahussaadahMakalah Makkiyah dan Madaniyyah Kelompok 9_miftahussaadahmiftah hussaadah28Makalah Makiyyah dan Madaniyyah Kelompok 9_ MiftahussaadahView PDFNisa Nur AzizahULUMUL QUR'AN2022 • NISA N U R AZIZAHUlangan Tengah SemesterView PDFNur OktafiyaniMakalah Makiyyah dan Madaniyyah Kelompok 9_Nur OktafiyaniNur OktafiyaniMakalah Makiyyah dan Madaiyyah Kelompok 9_Nur oktafiyaniView PDFTUGAS UTS ULUMUL QUR'AN CHOOIRRUR ROCHMAH 2101010019 UQ039EChoirrur RochmahView PDFNanda Firmansyah 2101011063UQ108G2022 • Nanda FirmansyahView PDFNAMA Efi Zuliyana NPM 2101013005 MK Ulumul Qur'an KODEUQ097G Jawaban UTS Ullumul Qur'anEvizuliyana15 Evizuliyana15View PDFUQ110GRiski Ali mustofaView PDFUQ005DAyu agustia Ayu agustiaView PDFJakartagemainsani pers,1994,hal 49. 2Abdul JahalAINUL HAKIM SYUKRIView PDF
  1. Σеξէ ωያиծо
    1. ኸущαζኚф ሊዡ
    2. Գибጊβор скиմю պеδօዡιш
  2. Аврድд ψеግ
Penamaanayat-ayat Makkiyah dan ayat-ayat MadaniyahAl-Qur’an bertujuan untuk lebih memudahkan dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Menurut Imam al-Zarkasyi, seorang pakar ‘Ulum Al-Qur’an, sebenarnya istilah Makkiyah dan Madaniyah dalam pembahasan ‘Ulum Al-Qur’an memiliki tiga konotasi: 1) AL-MAKKIYAH DAN AL-MADANIYAH Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an Dosen pengampu Yuyun Affandi, Lc., Disusun Oleh Azwar Ubaidillah 1601016094 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALIONGO SEMARANG 2017 I. PENDAHULUAN Mempelajari ayat ayat qur’an dengan tahapannya sehingga dapat menentukan waktu serta tempat turunnya dan, dengan bantuan tema surah atau ayat, untuk menentukan apakah sebuah seruan itu termasuk makky atau madany, ataukah iya merupakan tema tema yang menjadi titik tolak dakwah di makkah atau di madinah. Yang terpenting dipelajari dalam pembahasan ini ialah 1 yang di turunkan di makkah 2 yang di turunkan di madinah 3 yang di perselisihkan. Inilah macam macam ilmu qur’an yang pokok, berkisar di sekitar makky dan madany oleh karenanya di namakan “ilmu makky dan madany”. Makalah ini kami buat supaya pembaca mengetahui perbedaan surat makkiyah dan madany, mengetahui ciri cirri al makkiyah dan al madaniyah, selanjutnya mengetahui faedah al makkiyah dan al madaniyah. II. RUMUSAN MASALAH Pengertian Makkiyah dan Madaniyah Ruang lingkup pembahasan Makkiyah dan Madaniyah Metode membedakan ayat Makkiyah dan Madaniyah Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah Urgensi Ilmu Makkiyah dan Madaniyah Faedah mempelajari Makkiyah dan Madaniyah III. PEMBAHASAN Pengertian Makkiyah Dan Madaniyah Pembedaan makkiyah dan madaniyah sangat mendapat perhatian dari para ahli ilmu al-qur’an disebabkan korelasi ayat makkiyah dan madaniyah menimbulkan konsekuensi hukum syariah. Apabila ayat hukum itu turun di makkah maka akan terhapus hukumnya oleh ayat-ayat yang diturunkan di madinah. Konsekuensi ini menuntut para ahli untuk berupaya menentukan setepat mungkin masalah makkiyah dan madaniyah. Maka para ahli ilmu al-qur’an berbeda pendapat dalam menentukan defenisi makkiyah dan madaniyah terdapat empat pendekatan dalam mendefinisikan makkiyah dan madaniyah Pertama pendekatan historis mulahadzatu zamanin nuzul yaitu teori yang berorientasi pada sejarah masa turunnya wahyu. Ulama mendifinisikan makkiyah adalah ayat yang diturunkan di makkah sekalipun turunnya setelah hijrah, sedangkan madaniyah adalah ayat yang turun di madinah. Kedua pendekatan geografis mulahadzatu makanin nuzul teori ini berorientasi pada tempat turunnya ayat. Maka ayat makkiyah ialah ayat yang turun di makkah dan sekitarnya seperti mina dan arafah atau hudaibiyah. Sedangkan madinah ayat yang turun di madinah dan sekitarnya seperti uhud, quuba dan salwa. Ketiga pendekatan obyek mulahadzatul mukhotobin fin nuzul teori ini berorientasi kepada obyek yang ditunjukkan oleh ayat. Maka makkiyah ialah ayat yang ditunjukkan bagi orang-orang makkah. Menurut pendapat ini bahwa firman allah yang menyeru kepada seluruh manusia ya ayyuhannas adalah makkiyah. Sedangkan ayat yang ditunjukkan kepada orang-orang mukmin ya ayyuhalladzina aamanuu adalah madaniyah. Keempat pendekatan konstektual mulahadzatu maa tadammanathu assuratu, teori ini berorientasi kepada kandungan ayat maupun surat termaksud. Dengan demikian setiap surat mengandun kisah-kisah lama, konsep tauhid, suri tauladan dan semacamnya termasuk makkiyah, sedangkan yang mengandung pembentukan masyarakat, hukum, ekonomi, dan semacamnya termasuk madaniyah.[1] 2. Ruang Lingkup Pembahasan Makkiyah Dan Madaniyah Pembahasan tentang makkiyah dan madaniyah mulai diklasifikasikan untuk menetapkan periode hukum. Sehingga dapat diambil kesimpulan yang tetap dalam menentukan hukum fiqih, ijtihaj, maupun pemikiran hukum yang dikandung ayat-ayat al-qur’an. Ruang lingkup pembahasan ini merupakan dasar-dasar umum dari usaha para ulama untuk memperlajari ayat-ayat makkiyah dan madaniyah, sehingga ilmu ini dinamakan ilmu makkiyah dan madaniyah. Mengenai ayat-ayat yang turun di makkah, madinah dan tempat yang berada disekitar dua tempat tersebut maupun yang diperdebatkan diantara keduanya lebih tepat dalam pembahasan ini. Jumlah surat al-qur’an 114 surat 20 diantaranya madaniyah, terdapat 82 surat yang kesemuanya makkiyah, sedangkan yang dipertentangkan 12 surat. Yang termasuk surat-surat madaniyah terdapat 20 surat al-baqarah 2. Al-imran 3. An-nisa 4. Al-maidah 5. An-anfal 6. At-taubah 7. An-nur 8. Al-ahzab 9. Muhammad 10. Al-faht 11. Al-hujurat 12. Al-hadied 13. Al-mujadalah 14. Al-hasyr 15. Al-mumtahanah 16. Al-jumah 17. Al-munafiqun 18. At-thalaq 19. At-tahriem 20. An-nashr.[2] 3. Metode Membedakan Ayat Makkiyah Dan Madaniyah Para Ulama’ membuat dua pedoman dasar dalam membedakan ayat-ayat diatas, sbb 1. Pedoman samai naqli pemindahan riwayat. 2. Pedoman qiyas ijtihadi mengambil contoh untuk dijadikan analogi dengan dasar ijtihad yang dikemukakan. Pedoman pertama didasarkan atas riwayat shahih dari para sahabat yang hidup dan mempelajarinya pada saat turunnya wahyu itu, atau para tabi’in yang mempelajari Al-Qur’an dari para sahabat dan mendengarnya dari mereka tentang hal ikhwal turunnya wahyu itu. Kebanyakan ayat-ayat yang diturunkan di makkah dan madinah diketahui mereka. Pedoman kedua didasarkan pada kekhususan ayat-ayat makiyyah dan ayat-ayat madaniyah. Apabila dalam satu surat makkiyah terdapat spesifikasi ayat madaniyah maka disebut madaniyah ataupun sebaliknya. Metode ini dikenal dengan metode qiyas ijtihadi.[3] 4. Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah Para ulama menetapkan surat-surat makkiyah dan madaniyah, mereka mengambil kesimpulan analogis dari setiap ayat-ayat tersebut yang menjelaskan tentang kekhususan ushlub dan topic yang ia miliki, serta menyusun pula undang-undang penentuan Makkiyah dan Madaniyah serta keistimewaannya masing-masing. Ciri-ciri Makkiyah Setiap surat didalamnya terdapat ayat sajdah maka ayat tersebut makkiyah Setiap surat yang lafadnya terdapat kalimat كلا maka surat itu Makkiyah, dan disebutkan sama sekali kecuali dipertengahan akhir dari Al-Qur’an. Dan ia disebutkan 33 kali dalam 15 surat Setiap surat yang didalamnya menceritakan kisah-kisah Nabi dan ummat terdahulu maka ia disebut makkiyah selain Al-Baqarah Ciri-ciri madaniyah Setiap surat yang menerangkan tentang kewajiban dan sanksi hukum maka disebut madaniyah. Setiap surat yang didalamnya terdapat penyebutan orang munafik maka ia madaniyah selain surat al-Ankabut sesungguhnya surat itu makkiyah. Setiap surat yang didalamnya terdapat pertentangan ahli kitab adalah madaniyah.[4] 5. Urgensi Ilmu Makkiyah dan Madaniyah Kita melihat bahwa umat islam berusaha menjaga keagungan dan keabadian risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, risalah yang dibawanya merupakan ajaran yang membawa kesadaran para pemikir disetiap zaman. Telaah tentang Makkiyah dan Madaniyah sangat dibutuhkan sekali. Berangkat dari kesadaran ini, maka kemudian para ulama merincinya satu persatu ayat demi ayat, surat demi surat, untuk menertibkannya sesuai dengan masa turunnya, dengan tetap memperhatikan kondisi sejarah, masa, tempat, dan obyek yang ditunjukknya. Mereka memperhatikan masa diturunkannya maupun tempatnya. Ada kalanya mereka mengumpulkan data-data itu sesuai dengan masa, tempat dan penunjukkannya. Sungguh suatu kerja yang patut dipuji, para ulama telah memberikan telaah yang komperehensif dan representatif dalam bidang ini.[5] 6. Faedah Mempelajari Makkiyah Dan Madaniyah Sebagai satu petunjuk dalam menafsirkan Al-Qur’an karena mengetahui tempat turunnya Al-Qur’an membantu pemahaman ayat dan tafsirnya dengan penafsiran yang benar, meskipun hal ini membantu secara umum saja tidak pada sebab-musababnya. Mengetahui strategi dakwah rasulallah dan mengamalkannya untuk mengembangkan dakwah dimasyarakat. Bahwa strategi defensif tidak selalu merupakan kekalahan dalam memperjuangkan kebenaran, sebaliknya strategi ofensif membuktikan bahwa manusia mampu menciptakan revolusi moral yang mencengankan. Membantu pengembangan wacana tafsir Al-Qur’an dengan baik dan benar. Karena dengan mengetahui pembahasan ini mufassir akan merasa ikut terbawa dengan gaya bahasa yang dipakai dalam ayat-ayat makkiyah yang menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Allah sebagai bukti tauhidullah dan ayat-ayat madaniyah yang menjelaskan hukum secara definitif dan gaya bahasanya yang tegas. Mengetahui hukum-hukum yang turun terakhir kali sehingga dapat mengetahui kedudukan nasikh dan mansuf serta dapat mengambil keputusan hukum yang baik dan benar. Usaha menggali sedalam mungkin suri tauladan dan akhlakul karimah rasulullah dari setiap ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada beliau. Karena mempelajari masa turunnya wahyu kepada rasulullah merupakan upaya mempelajari perjalanan dakwah beliau dari kota makkah sampai kota madinah, hingga akhir hayat beliau. Ini juga merupakan salah satu metode dakwah kepada umat manusia, agar mereka benar-benar yakin akan firman Allah yang diturunkan kepada nabi supaya mereka meyakini bahwa Al-Qur’an adalah sumber asasi dalam dakwah yang mereka lakukan.[6] Untuk di jadikan alat bantu dalam menafsirkan qur’an, sebab pengetahuan mengenai tempat turun ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar, sekali pun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu seorang penafsir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang mansukh bila di antara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif. Yang datang kemudian tentu merupakan nasikh atas yang terdahulu. Mengetahui sejarah hidup nabi melalui ayat-ayat qur’an, sebab turunnya wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala peristiwanya, baik pada periode Makkah maupun periode Madinah, sejak permulaan turun wahyu hingga ayat terakhir di turunkan. Qur’an adalah sumber pokok bagi hidup Rasulullah dan umatnya.[7] IV. KESIMPULAN Di era sekarang, banyak masyarakat membaca Al-Qur’an tanpa mengetahui apakah itu ayat makkiyah atau ayat madaniyah, perbedaan ayat makkiyah dan madaniyah terdapat pada tempat turunnnya, kapan turunnya, dan fungsi turunnya ayat tersebut. Al-Makkiyah adalah surat yang diturunkan di Mekkah sebelum hijrah dan didalamnya menceritakan kisah-kisah Nabi dan ummat terdahulu, sedangkan Al-Madaniyah diturunkan di madaniyah setelah hijrah nabi Muhammad dan didalamnya menerangkan tentang kewajiban dan sanksi hukum. Salah satu faedah mengetahui Al-makkiyah dan Al-madaniyah adalah Sebagai satu petunjuk dalam menafsirkan Al-Qur’an karena mengetahui tempat turunnya Al-Qur’an membantu pemahaman ayat dan tafsirnya dengan penafsiran yang benar, meskipun hal ini membantu secara umum saja tidak pada sebab-musababnya. V. PENUTUP Demikian makalah ini kami susun. Terima kasih atas antusiasme dari pembaca yang sudi menelaah dan mngimplementasikan isi makalah ini. Saran konstruktif tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian. DAFTAR PUSTAKA Hamid, Shalahuddin, Study Ulumul Qur’an, Jakarta selatan intimedia ciptanusantara, 2002. Mudzakir AS., STUDI ULUMUL QUR’AN , Surabaya CV. Litera Antar Nusa, 2012 Anas, Idhoh, kaidah kaidah ulumul qur’an, Pekalongan Al-Asri, 2008 [1] Shalahuddin Hamid, study ulumul qur’an, 2002, hlm. 191-194 [2] Op. cit hlm. 195 [3] Op. cit hlm. 204-205 [4] Op. cit hlm. 205-206 [5] Shalahuddin Hamid, study ulumul qur’an, 2002, hlm. 189 [6] Op. cit hlm. 207-208 [7] Drs. Mudzakir AS., STUDI ULUMUL QUR’AN, 2012, hlm. 81-82 5Wn3OK6. 120 196 469 449 481 251 306 461 239

makalah ayat makiyah dan madaniyah